Butir-butir gerimis adalah
kanak-kanak sepi:
Usia yang hilang bersama
sorehari.
Betapa dekat aku kepada
mautku
Bila umurku nanti adalah sunyi
Yang bertamu
Di beranda dua matamu.
Dingin adalah matahati
Pikiran yang letih. Jauh
sekali
Mataku menerka rapih
Gerak lembut gugusan
rambutmu.
Daun-daun bergetar seperti
kekal abadi
Teka-teki takdir
Yang selalu luput kutulis
Dan tak pernah dapat
kupahami.
Burung-burung terbang
dalam basah
Cakrawala padam
Ketakmengertianku menyelami
bahasa.
Dan misalkan hidup tak
lebih
Mesin hitung yang rusak
Adakah aku akan jadi
mengetahui
Nama-nama Tuhan
Yang tak termaktub di
kitab-kitab suci?
Adakah sujudku
kepada kematianku sendiri
Adalah penebusan
ketakpahamanku
Pada kuasa Tuhan?
Butir-butir gerimis adalah
rimbun mautku
Menandur umur di kekal
waktu
Yang tak dapat kau hitung
Seperti rinduku pada
kegembiraanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar